Logo FFI
Piala Citra

Perjalanan 'Citra' dalam Piala Citra

Citra adalah buah karya Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia. Perjalanannya terus bertransformasi, hingga kini, Citra menjadi nama sebuah simbol supremasi tertinggi perfilman Indonesia, Piala Citra.

Asal Usul Nama Citra dan Transformasinya

Kata Citra yang tersemat pada nama Piala Citra merupakan judul sajak yang diciptakan oleh Usmar Ismail di Malang pada tanggal 20 September 1943. Sajak tersebut terangkum dalam buku kumpulan puisi Usmar Ismail yang berjudul Puntung Berasap (Balai Pustaka, 1950). Atas permintaan Usmar Ismail, sajak tersebut kemudian diaransemen menjadi sebuah lagu oleh Cornel Simanjuntak. Lagu Citra kini menjadi lagu tema perhelatan Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia.

Pada akhir tahun 1943 di Bangil, Jawa Timur, Usmar kembali mengubah Citra menjadi sebuah pertunjukan sandiwara dengan tokoh utama perempuan bernama Citra. Pertunjukan sandiwara tiga babak tersebut dipentaskan pertama kali oleh kelompok sandiwara Maya yang dipimpin oleh Usmar Ismail pada bulan Desember 1943.

Setelah pendudukan Jepang berakhir, Usmar Ismail mengalihwahanakan naskah sandiwara Citra menjadi sebuah karya film layar lebar. Film Citra dibuat pada tahun 1949 dan diproduksi oleh South Pacific Film Corp (SPFC), sebuah perusahaan produksi film milik Belanda.Citra mendapat respon yang positif dari media massa, tetapi gagal di pasaran. Meski demikian, Usmar Ismail mengelak karya tersebut sebagai bagian dari perjalanannya, karena ia merasa tidak bebas dalam proses kreativitasnya.

“Meskipun Tjitra mendapat sambutan yang baik dari pihak pers, terus terang filem itu terlalu banyak mengingatkan saya kepada ikatan-ikatan yang saya rasakan sebagai pengekangan terhadap daya kreasi saya.” — Usmar Ismail (Majalah Intisari, 17 Agustus 1963).

Piala Citra dari Masa ke Masa

Tak hanya Citra karya Usmar Ismail yang terus bertransformasi, Piala Citra juga terus berubah dari masa ke masa. Piala Citra diberikan pertama kali pada Festival Film Indonesia 1973, yang saat itu masih diselenggarakan oleh Yayasan Film Indonesia (YFI). Penggunaan nama tersebut diresmikan oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia, Budiardjo, pada pembukaan Festival Film Indonesia 1973 di Jakarta pada tanggal 26 Maret 1973, berdasarkan Keputusan Presiden Soeharto tentang nama Piala Citra, dengan harapan menjadi piala yang terhormat.

Piala pertama dirancang oleh seorang seniman patung bernama Gregorius Sidharta. Rancangan tersebut digunakan hingga pelaksanaan Festival Film Indonesia tahun 2007. Nama Citra terpilih dari sejumlah nama yang dikumpulkan oleh Soemardjono Demang Wirjokoesoemo, Ketua Penyelenggara FFI 1973, dan D. Djayakusuma. Idenya bertolak dari makna cahaya dan bayangan (citra bayangan), serasi dengan nasib karyawan, artis, dan produsen film yang tergantung pada cahaya dan bayangan yang tampak di layar putih.

Pada tahun 2008, Festival Film Indonesia mengubah bentuk Piala Citra. Beberapa seniman patung dan seni rupa yang terlibat dan bekerja sama mengubah desain Piala Citra, antara lain Heru Sudjarwo (Koordinator), Yusuf Affendi, Dan Hisman Kartakusumah, Indros Sungkowo, dan Bambang Noorcahyo. Rancangan tersebut menjadi simbol semangat baru penyelenggaraan FFI.

Namun, pada penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2014, Piala Citra kembali diubah ke bentuk semula, yaitu rancangan Gregorius Sidharta, dengan sedikit modifikasi oleh Dolorosa Sinaga, salah satu anak didik Gregorius Sidharta di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Perubahan ini menjadi simbol kembalinya penyelenggaraan FFI kepada semangat awal.
Semoga Piala Citra tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga dapat memberikan semangat bagi para sineas Indonesia untuk terus berkarya dan memajukan perfilman Indonesia.

Sumber:

  • Pusat Data dan Analisa Tempo. 2019. Seri I - Hiruk Pikuk Festival Film Indonesia. Jakarta: TEMPO Publishing.
  • https://celebrity.okezone.com/read/2008/11/04/206/160708/desain-piala-citra-diubah
  • http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Citra
  • http://goesprih.blogspot.com/2010/04/citra-naskah-drama-dan-film-usmar.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Film_Indonesia#cite_note-26
  • https://kalsel.antaranews.com/berita/293213/usmar-ismail-dan-identitas-kebangsaan
  • https://merahputih.com/post/read/asal-muasal-lagu-citra-sebagai-pembuka-festival-film-indonesia
  • https://twitter.com/cinemapoetica/status/1371693320624218115 https://umilestari.com/citra-film-usmar-ismail-melodrama-kegagalan-pemuda/
  • https://www.youtube.com/watch?v=Ssaq_g39JuM