Ruma Maida
Sinopsis
Maida Lilian Manurung, gadis Batak dan mahasiswa jurusan sejarah, membuka sekolah gratisan untuk anak jalanan di sebuah rumah tua. Rumah sekolah itu ia beri nama Ruma Maida. Ini masa kini. Di masa lalu: Ishak Pahing, keturunan Indo-Belanda memilih menjadi prajurit kemerdekaan. Bersama Soekarno, ia berperang melawan Belanda. Kegemarannya kepada musik keroncong membuatnya sukses menciptakan lagu Pulau Tenggara, yang kemudian dipopulerkan oleh grup keroncongnya bersama sang istri, Nani Kuddus. Lagu itu dikisahkan mengilhami Soekarno untuk membentuk Gerakan Non-Blok. Kisah dua tokoh tadi seolah berjalan sendiri-sendiri, tapi kemudian memiliki benang merahnya. Dalam film disajikan jua kenalan-kenalan Maida, seperti Om Kuan, mantan pacar ibunda Maida, hidup ketakutan setelah kerusuhan Mei 1998. Diceritakan bahwa sekolah Maida, yang sudah tiga tahun berjalan, terancam bubar. Pemilik rumah tua itu, Dasaad Muchlisin, hendak meruntuhkannya dan menjadikan lokasi itu pusat bisnis. Seorang arsitek eksentrik, Sakera, didaulat untuk menggusur sekolahnya. Namun, Sakera menaruh hati pada Maida. Sakera akhirnya berpihak pada gelora Maida untuk mempertahankan rumah. Cerita Maida menjadi terhubung dengan Ishak, akibat suatu malam sekolahnya itu kedatangan tiga musisi tua grup keroncong. Para musisi itu mengaku rindu kepada rumah penuh memori yang belakangan diketahui sebagai bekas rumah sosok pejuang bernama Ishak Pahing. Ishak dikisahkan berkawan dengan Bung Karno. Maida kemudian menemukan ruang rahasia di rumah reot yang digunakan untuk sekolahnya itu. Ia menemukan fakta yang mengantarkannya pada identitas Dasaad yang terselubung.