Opera Jawa
Sinopsis
Kehidupan Setio-Siri yang berdasarkan usaha pembuatan gerabah goncang ketika perdagangannya surut. Pada saat yang sama Ludiro, pengusaha kaya, yang sejak lama mencintai Siti, berusaha merayunya. Ludiro dengan berbagai cara berusaha merebut Siti, termasuk dengan kekerasan, sementara Setio di tengah ketidakberdayaannya berusaha mempertahankan Siti dengan cara yang ekstrem juga. Kekerasan menjadi bayang- bayang utama film ini, meski tampilannya lebih simbolik.
Sebuah film opera: seluruh adegan dilakukan dalam nyanyi dan tari, tidak ada dialog. Seluruh musik dan lirik diciptakan khusus untuk film ini berdasar gamelan dan tembang Jawa, dan tetap menggunakan bahasa Jawa. Di samping musiknya, film ini juga merupakan kerjasama sutradara dengan pelukis yang membuat seni instalasi untuk latar adegan (Sunaryo, Nindityo, Hendro, Agus Suwage, Titaruby, S Teddy, dll), dan dengan penari yang merupakan pelakon-pelakon utama film ini. Siti (Artika Sari Devi), Setio (Martinus Miroto), Ludiro (Eko Suprivanto) bekas penari wayang orang, seolah melakonkan apa yang ada di lakon Rama-Sinta ke dalam kehidupan nyata.